Ingin Menggelar Konser Band Internasional? Inilah 6 Cara Untuk Anda!

Nama saya ekrig, project saya, Six Thirty Recordings sejumlah kali berpeluang mendatangkan band internasional guna tampil di Jakarta. Beberapa diantaranya: Nothing, Turnover, Full of Hell, Cult Leader, Marijannah, dan Connan Mockasin (bersama project saya, PPP95). Di samping kedua project itu saya pun terlibat di Binaural, suatu immersive concert konseptual, dan sekaligus vokalis band black metal/hardcore, Avhath.

Jika ditarik mundur ke 2015 ketika saya menyebabkan Full of Hell, mungkin dapat dibilang trend menyebabkan band/musisi independen internasional belum booming laksana sekarang. Atas dasar itu, saya “keasyikan” mengundang sejumlah band beda di tahun-tahun berikutnya ke Jakarta. Pada 2018 awal, mulailah tren ini dilirik lebih tidak sedikit orang, apa sebabnya? Mungkin yang kesatu, sebab ternyata terdapat market-nya, dan kedua, ya segampang itu.

Konser Band Internasional


Artikel ini hendak menjelaskan “Bagaimana sih caranya?”, dan “Apakah segampang itu?” Di sini saya bakal breakdown sejumlah hal yang mesti dilakukan, sejauh empiris saya. Hal inilah ini bukan berarti ialah pakem yang sangat benar juga, namun at least telah saya jalankan.

1. Know Your Way Out


Kenapa mencari solusi menjadi poin kesatu? Simply sebab ini bukan bisnis yang tentu balik modal atau untung. Kalau nanti acara kalian bakal merugi, bagaimana teknik kalian menuntaskan masalah itu menjadi kunci penentu: apakah anda serius atau mengekor arus?

Bersama Six Thirty, saya sejumlah kali menjalankan sistem “gali lubang tutup lubang”. To put it simple, andai ada satu band yang saya suka sekali dan tanggal tur-nya sesuai tapi market di Jakarta tidak terlampau besar, saya mencatut dengan menggali band dengan pemirsa lebih massif guna booking berikutnya.

Sebagai contoh, konser Cult Leader. Meskipun saya tahu bahwa market Deathwish Inc. (label rekaman kepunyaan Jacob Bannon) ramai di Indonesia terutama Jakarta, tapi pemirsa Cult Leader masih termasuk sedikit. Saya pesimis guna acara tersebut sold out, dan ternyata terbukti, dari total 500 tiket, tidak cukup dari 100 orang melakukan pembelian tiket Cult Leader Live in Jakarta.

Ini telah saya antisipasi semenjak awal, lantas di bulan Juli saya menyebabkan Turnover guna yang kedua kali. Turnover jelas lebih banyak pasarnya di Indonesia, dan terbukti tiket ludes meski sehari sebelum konser 22 Mei terjadi demo besar di Jakarta. Turnover juga ‘menambal’ kerugian saya di konser Cult Leader sebelumnya.

Know your way out bukan tidak jarang kali tentang uang, terkadang force majeure menjadi hal kegagalan acara, laksana delay pesawat, pembayaran, homesick, dan sebagainya. Jadi menanggulangi situasi terjelek sebelum proses berjalan ialah hal yang sangat saya anjurkan.

2. Your Customer is Your Boss


Karena terlampau concern pada konsep acara dan hal-hal yang tidak terlampau penting, terkadang promotor tak sempat apakah sound system cocok dengan ekspektasi penonton? Apakah sistem flow entry mempermudah penonton? Apakah mood acara cocok dengan asa penonton?

Selalu posisikan diri kalian sebagai penonton. Jika kalian saat menyaksikan konser mengharapkan kepraktisan, yang canggih banget, yang memorable, maka implementasikanlah kemauan kalian ke acara tersebut. Saat customer kembali tanpa merasa puas atau justeru kecewa, tersebut akan mempengaruhi keyakinan mereka untuk melakukan pembelian tiket di masa mendatang.

Sound system seringkali menciptakan kecewa pemirsa konser. “Sound-nya jelek banget”, barangkali enggak sekali anda berkomentar begitu selepas konser. Ini mungkin diakibatkan vendor sound system jelek, namun mungkin pun pihak pelaksana enggak begitu paham hal sound.

Tidak barangkali tempat berkapasitas 1.000 orang memakai sound system yang sama dengan kapasitas 500 orang. Saran saya, pahami sedikit tidak sedikit soal sound system, sebab akan paling memalukan bila sub kalian enggak tersiar sampai setengahnya deretan penonton. Kalau kalian tidak, lempar ke para berpengalaman di bidangnya. Jangan tergiur harga murah, sebab “ada harga, terdapat barang.”

3. Find the Right Partners


Melakukan hal-hal tadi memang terasa gampang, namun posisi itu dapat dicapai bila kalian punya mitra yang tepat. Maksud partner ialah orang-orang yang sedang di dalam kolektif kalian. Akan paling ideal andai dalam satu kolektif terdapat satu orang di kreatif, satu orang di finansial, satu orang di pemasaran, satu orang di public relation, satu orang di produksi, dan satu orang lagi di artist booking.

Belum pasti skill orang lain tersebut ada di diri kalian, dan sebaliknya. Jadi, tidak boleh coba-coba menggarap semuanya sendirian, tidak jarang kali libatkan seluruh anggota kolektif.

4. Know Your Limit


Jangan ngoyo, bila memang anda pada ketika ini melulu masih dapat untuk menyebabkan band kisaran ribuan dollar tidak boleh muluk-muluk untuk menyebabkan band ratusan ribu dollar. Karena treatment guna band kisaran ribuan dollar dan ratusan ribu dollar sangat bertolak belakang dari seluruh hal, hospitality, produksi, dan lain-lain. Realistis dan sabar saja.

5. Do Your Budgeting


Masih sabar kan? Hehe, tentu kalian inginkan langsung “Gimana teknik contact-nya? Harus kenal siapa guna dapat akses ke artis-artis yang kami mau?” Hal itu saya tempatkan di akhir, sebab itulah urusan termudah yang akan anda lakukan, dibanding tahapan sebelumnya. Termasuk step ini, budgeting.

Gimana sih kok tidak jarang acara rugi, atau tiba-tiba batal, namun organizer-nya hilang, enggak dapat refund duit tiket, dsb. Mungkin sebab mereka enggak mengerjakan budgeting dengan benar di awal. Saat kalian menyelenggarakan acara, budget ialah hal yang enggak boleh miss meski satu Rupiah saja. Untuk saya, uang ialah hal sangat sensitif. Gimana teknik mencermatinya? Dengan budgeting sedetail mungkin.

Kalian dapat download template budgeting, tersebut yang seringkali saya lakukan. Enggak sempurna, masih tidak sedikit yang lebih detail, tapi minimal kalian punya estimasi untuk mematok harga di tiket sampai balik modal. Di samping harus cermat, kalian pun harus tahu dimana lokasi mencarinya, apakah dari tiket telah cukup? Atau mesti terdapat sponsor? Kalau juga ada, siapakah sponsornya?

Kalau kalian yakin dengan penjualan tiket saja sudah dapat menutup total ongkos produksi, maka kerahkanlah seluruh resource anda di marketing programs agar tiket laku terjual. Beberapa saran program yang biasa saya gunakan ialah membuat playlist Essential Songs band atau musisi tersebut. Siapa tahu memang terdapat yang suka musik laksana itu, tapi barangkali belum tahu tentang eksistensi artisnya atau soal kedatangan mereka ke Indonesia.

Jika kalian mencoba menggali sponsor, sebab setiap content yang anda bawa mempunyai DNA yang berbeda-beda, maka pengusulan sponsor tidak dapat disamaratakan. Bagaimana teknik menilainya? Riset kecil-kecilan, kira-kira campaign apakah yang sedang brand jalankan? Apakah content kamu dapat menaikkan campaign mereka? Selalu beranggapan untuk take-and-give; apa yang inginkan kalian ambil dan apa yang dapat kalian berikan ke mereka.

Di samping sponsor, cari duit dari mana lagi sih? Investor. Namun, butuh digarisbawahi bahwa dana yang akan anda kembalikan ke mereka terdapat additional percentage-nya. Jadi bila memilih investor carilah yang sangat sedikit bunganya, hehe.

6. Befriend the Internet


Ini ialah gimana teknik saya memahami band apa saja yang bakal mampir ke region Indonesia (SEA), apa alamat email representative artis yang hendak saya undang.

Ada dua workflow yang bakal saya jelaskan, yang kesatu lebih mengandalkan jadwal artis yang hendak menyambangi region kamu, yakni Asia. Tau dari mana? Dengan mengakses situs-situs penyedia jadwal konser laksana Bandsintown atau Songkick.

Di sana, kamu dapat mengetahui artis mana aja yang inginkan mampir ke Asia, dan itulah peluang untuk menawarkan show ekstra di kota kalian. Akan jauh lebih murah jauh untuk menyebabkan artis dari negara satu region ketimbang menerbangkan langsung dari kota asal mereka.

Kemana mesti menghubungi mereka? Biasanya lokasi kesatu saya untuk menggali contact representative ialah Facebook, di unsur fan page. Umumnya di kolom about, seringkali mereka bakal menyebutkan contact person bila hendak mengundang mereka.

Langsung email saja, sebutkan portfolio anda (acara lokal enggak masalah), dan utarakan maksud kalian menghubungi ialah penawaran apakah barangkali untuk meningkatkan show guna artis itu di kota kalian.

Gimana bila belum punya portfolio? Kalian melulu mampu menciptakan agen yakin, caranya ialah dengan responsif terhadap email dan seluruh pertanyaan. Hal terpenting: tepat waktu menunaikan down payment artis tersebut.

Workflow kedua ialah dengan membawa artis itu ke region kalian, entah guna single show, atau dapat kalian carikan promotor di kota lain guna menjadikannya sebuah susunan tur. Namun, satu urusan yang mesti di garisbawahi merupakan, tidak jarang kali cari promotor di kota beda dahulu sebelum menawarkan pilihan ini. Pastikan promotor kota beda tertarik atau siap menyelenggarakan event.

Setelah tersebut apa? Perjelas segala sesuatunya dengan kontrak, ini paling penting. Kalian mesti tahu apa saja keharusan dan hak setiap stakeholders. Jangan pernah bergerak, lagipula yang melibatkan uang, tanpa terdapat perjanjian hitam di atas putih, riskan.

Terakhir, jangan berpendapat bahwa seluruh band yang kalian suka tersebut akan profitable guna didatangkan, semuanya didukung dengan data. Enggak bakal ada orang yang inginkan kehilangan uangnya sebab merugi terus-terusan (kecuali duit memang bukan persoalan di hidup kalian) maka dari tersebut lebih urgen untuk mengerjakan poin satu hingga lima dahulu sebelum kesudahannya ke poin terakhir ya.
Related Posts